Senin, 09 Desember 2019

Makna Al-Hanifiyyah #2

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد

Ikwah sekalian di grup whatsapp Belajar Islam, yang semoga dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, pada pertemuan ini akan saya sampaikan perkataan penulis tentang Al-Hanifiyyah bagian ke-2, penulis rahimahullah berkata :

وبذلك أمر الله جميع الناس، وخلقهم لها، كما قال تعالى: {وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالأِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ}. ومعنى يعبدون: يوحدون

"Dan dengan itulah Allah memerintah seluruh manusia, Allah menciptakan mereka untuk itu, sebagaimana yang Allah subhanahu wa ta'ala firmankan :"Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepada-Ku". Dan arti (يعبدون) beribadah kepada-Ku maksudnya adalah mentauhidkan-Ku"

Penjelasan:
Ikhwah sekalian, maksud dari perkataan penulis di atas bahwa inti dari perintah Allah subhanahu wa ta'ala adalah beribadah hanya kepada-Nya dan menafikan segala ibadah kepada selain-Nya, inilah hak Allah subhanahu wa ta'ala yang paling agung.

Sebagaimana yang diceritakan Sahabat yang mulia Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu, suatu hari aku dibonceng oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam di atas seekor keledai yang namanya Ufair, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepadaku: “Ya Muadz, apakah kau tahu hak Allah yang wajib ditunaikan oleh hamba-Nya ? dan apakah hak hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah subhanahu wa ta'ala ?” jawabku: “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”.

Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh hamba-Nya adalah bahwa mereka beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, adapun hak hamba yang pasti Allah penuhi adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun”.

Lalu aku bertanya kepadanya, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku kabarkan hal ini kepada manusia?” jawab beliau: “Jangan, khawatir mereka hanya bersandar kepadanya saja”. (Shahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari (30) dan Muslim (7373))

Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah beliau berkata:
“Yakni jangan kau kabarkan kepada mereka karena khawatir mereka hanya bersandar kepada yang wajib, lalu mereka tidak melakukan yang sunnah dengan semestinya. Kemudian Muadz radhiyallahu anhu mengabarkannya setelah wafat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam karena khawatir termasuk menyembunyikan ilmu”. (Syarah Riyadhus Shalihih karya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, 3/ 325)

Ath-Thibi rahimahullah berkata:
“Muadz mengabarkannya padahal itu dilarang oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau tahu bahwa larangan tersebut berubah dengan berubahnya waktu dan keadaan, pada waktu itu kaum muslimin baru masuk Islam dan tidak terbiasa dengan beragam aturan yang ada di dalamnya, kemudian setelah mereka istiqamah di atas agama, maka Muadz pun akhirnya mengabarkan hal itu, yakni setelah adanya perintah menyampaikan ilmu dan larangan menyembunyikannya”. (Mir’atul Mafatih syarah Misykatul Mashabih karya Abul Hasan al-Mubarakfuri, 1/ 90)

Selanjutnya menjelaskan tujuan diciptakannya manusia, yakni beribadah hanya kepada Allah juga berlepas diri dari segala kesyirikan adalah kata lain dari Tauhid itu sendiri. Ikhwah sekalian inilah materi yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan dapat dipahami dengan baik

Akhukum Fillah,
Beni Sarbeni Abu Sumayyah

0 komentar:

Posting Komentar