Minggu, 07 Juni 2020

Sunnah-sunnah dalam Berwudhu #1


بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد
Saudara sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, kita lanjutkan kajian kitab Fiqih Muyassar, kali ini kita membahas Sunnah-sunnah dalam berwuhud #1.
 
Penulis rahimahullah berkata:
Masalah kelima, Sunnah-sunnah wudhu.
Ada beberapa perbuatan yang dianjurkan ketika berwudhu, dan seseorang diberikan pahala karenannya, akan tetapi jika ditinggalkan itu tidak bermasalah. Amalan tersebut dinamakan sunnah-sunnah wudhu. Amalan tersebut adalah sebagai berikut:
 
1. Membaca Bismillah, hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: 
 
لا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
 
“Tidak sempurna wudhu orang yang tidak menyebut nama Allah (yakni tidak membaca Bismillah)”.1
 
2. Bersiwak, hal itu berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: 
 
لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم بالسواك مع كل وضوء
 
“Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya akan aku perintahkan mereka untuk bersiwak pada setiap kali hendak berwudhu”.2
 
3. Membasuh telapak tangan tiga kali sebelum berwudhu, hal itu berdasarkan perbuatan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau senantiasa membasuh telapak tangan tiga kali sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang menjelaskan tata cara wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
 
4. Berkumur dan menghirup air ke dalam hidung (istinsyaq), keduanya dilakukan dengan kuat bagi orang yang tidak berpuasa, sebagaimana dijelaskan dalam tata cara wudhu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam “Beliau berkumur dan memasukan air ke dalam hidung”, dan berdasarkan sabda beliau: 
 
وبالغ في الاستنشاق إلا أن تكون صائماً
 
“Berkumur dan masukanlah air ke dalam hidung dengan kuat, kecuali jika kalian sedang berpuasa”.3
 
Ikhwah sekalian demikianlah pembahasan tentang sunnah-sunnah wudhu #1 yang insyaAllah akan kita lanjutkan dengan sunnah-sunnah wudhu #2.
 
Akhukum fillah,
 
Abu Sumayyah Beni Sarbeni
_________________________
 
[1] Diriwayatkan oleh Ahmad (2/ 418), Abu Dawud (no. 101), al-Hakim (1/ 147) dan yang lainnya dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu, hadits tersebut dihasankan oleh Ibnu Shalah, Ibnu Katsir, al-Iraqi dan dikuatkan oleh al-Mundziri juga Ibnu Hajar. Al-Albani berkata: Hasan. (Irwaul Galil 1/ 122)
[2] Diriwayatkan oleh al-Bukhari secara muallaq dengan lafazh Jazm, kitab as-Shiyam bab Siwaqul Ratb wal Yabis lis Shaim, dan disambungkan oleh an-Nasai (lihat Fathul Bari 4/ 159)
[3]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 142), an-Nasai (1/ 66, no. 87) dan dishahikan oleh al-Albani (Shahih an-Nasai, no. 85)

0 komentar:

Posting Komentar