Selasa, 10 Maret 2020

Tawakkal adalah Ibadah #2

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد
Ikhwah di grup whatsApp Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul, kajian kali ini saya beri judul “Tawakkal adalah Ibadah” bagian ke-2

Pada pertemuan sebelumnya sudah saya sampaikan tentang definisi Tawakkal, adapun kali ini saya akan sampaikan macam-macam Tawakkal demikian dalil bahwasannya tawakkal adalah ibadah.


Kedua, macam-macam Tawakkal
Syaikh Utsaimin Rahimahullah dalam kitabnya Syarah Tsalatsatul Ushul berkata:

Dan ketahuilah bahwa, Tawakkal itu bermacam-macam;

(1) Bertawakkal kepada Allah subhanahu wa ta'ala, bersandar hati kepada Allah subhanahu wa ta'ala, ini merupakan kesempurnaan iman, dan tanda sidqul iman (benarnya iman), hukumnya wajib dan iman tidak sempurna kecuali dengannya.

(2) Tawakkal Sir, yakni bersanda hati kepada mayit untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat atau menolak sesuatu yang buruk, ini termasuk syirik akbar (bisa mengakibatkan pelakunya keluar dari islam), karena Tawakkal seperti ini tidak akan muncul kecuali dari orang yang meyakini bahwa, mayit itu memiliki kemampuan untuk mengatur alam semesta, tidak ada bedanya apakah dia seorang Nabi, wali atau bahkan Thagut musuh Allah.

(3) Bertawakkal kepada orang lain dalam perkara yang mampu dilakukan oleh nya, akan tetapi dengan merasakan ketinggian martabat orang lain dan merasakan rendahnya martabat orang yang bertawakkal kepadanya, misalnya orang yang bersandar hati  dalam kebutuhan hidup kepada yang lainnya, ini termasuk syirik ashgar, karena kuatnya sikap bersandar hati kepada yang lain, adapun jika ia hanya bersandar dengan merasakan ia sebatas sebab, sedangkan yang mentakdirkannya adalah Allah, maka ini tidak mengapa1.

Ketiga, dalil Tawakkal merupakan Ibadah:
Penulis membawakan firman Allah subhanahu wa ta'ala berikut ini sebagai dalilnya:

وَعَلَى ٱللَّهِ فَتَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ

“Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakkal, jika kalian benar-benar orang yang beriman”. (Al-Maidah [5]: 23).

Ayat di atas merupakan dalil yang menunjukan bahwa, tawakkal adalah ibadah, yakni :

(1) karena Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita untuk bertawakkal, jika perintahnya pasti tawakkal itu dicintai dan diridhai oleh Allah subhanahu wa ta'ala,

(2) karena Allah subhanahu wa ta'ala menyatakan bahwa, tawakkal itu merupakan syarat keimanan.


Dalil lainnya adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala:

وَمَن يَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسۡبُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمۡرِهِۦۚ قَدۡ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَيۡءٖ قَدۡرٗا

“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. (Ath-Thalaq [65]: 3)

Kalimat “niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya”, jaminan seperti ini tidak ada dalam ibadah-ibadah lainnya, maka hal itu menunjukan agungnya kedudukan Tawakkal, dan ia merupakan semulia-mulianya ibadah, maka melakukannya untuk selain Allah subhanahu wa ta'ala merupakan kesyirikan2.

Ikhwan sekalian demikian materi yang bisa saya sampaikan pada kesempatan pagi hari ini ini, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

______________________

 [1] Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih (Syarah Tsalatsatul Ushul, Dar at-Tsurayya, 2004), hal. 58-59
 [2] Ibnu Qasim, Abdurrahman bin Muhammad Al-Ashimi (Hasyiyah Tsalatsatul Ushul, Dar Azzahim, 2002), hal. 62

0 komentar:

Posting Komentar