Senin, 12 September 2022

Dalil Rukun Iman dalam Al-Quran

 Dalil Rukun Iman dalam Al-Quran


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
 
Saudara sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dijaga oleh Allah rabbul 'alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul. Bahasan kali ini adalah tentang dalil semua rukun iman di dalam Al-Qur'an.
 
Penulis rahimahullah berkata:
 
وَالدَّلِيلُ عَلَى هَذِهِ الأَرْكَانِ السِّتَةِ: قَوْلُهُ تَعَالَى: (لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ) [البقرة: 177]. ودليل القدر: قَوْلُهُ تَعَالَى: (إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ) [القمر: 49].

"Dan dalil rukun Iman yang enam di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala (yang artinya): 'Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, Malaikat-Malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi', adapun dalil takdir adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala (yang artinya): 'Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran'.”
 
 
Saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, dalil rukun Iman dalam Al-Qur’an diantaranya firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surat Al-Baqarah ayat 177 di atas, dalam ayat tersebut disebutkan lima rukun Iman, dan banyak sekali ayat-ayat yang serupa dengannya.
 
Adapun dalil tentang rukun iman yang keenam (takdir), penulis membawakan firman Allah subhanahu wa ta'ala dalam surat Al-Qamar ayat 49, ini adalah dalil tentang takdir secara umum. Adapun dalil secara rinci yang menjelaskan tingkatan-tingkatan takdir adalah sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya.
 
Tingkatan takdir mulai dari ilmu, kemudian al-kitabah (penulisan takdir), al-masyiah (kehendak Allah), al-khalqu (penciptaan Allah untuk makhluknya).
 
Dalil dalam surat al-Baqarah ayat ke-177 pada asalnya bantahan kepada orang-orang Yahudi, yakni ketika mereka mengingkari perubahan Kiblat dari Baitul Maqdis ke arah Ka’bah.
 
Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan bahwa inti dari kebajikan itu bukan masalah menghadap ke barat atau timur, akan tetapi taatnya kita kepada perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Ketika Allah memerintahkan kita untuk menghadap ke Ka’bah, maka kita pun mengikuti-Nya.  
 
Firman Allah subhanahu wa ta'ala:
 
“Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah …”
 
Maksudnya inti dari kebajikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir dan seterusnya.
 
Ayat ini serupa dengan hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:
 
الحج عرفة
 
"Haji adalah Arafah."
 
Padahala rangkaian ibadah haji bukan hanya wukuf di arafah. Ada tawaf, da sa'i, ada mabit di Mina, dan seterusnya. Maksudnya inti ibadah haji itu wuquf di Arafah.
 
Firman Allah subhanahu wa ta'ala:
 
“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
 
Syaikh As-Sa’di rahimahullah dalam tafsirnya menjelaskan:
 
“Dan Takdir (ketetapan) tersebut mencakup seluruh mahluk-Nya yang ada di atas maupun di bawah; hanya Allah yang menciptakan semuanya dan tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada juga yang berserikat dengan Allah dalam penciptaan mahluk dan penciptaan Allah itu dengan takdir yang terlebih dahulu dalam ilmu-Nya, tetap dalam pena-Nya dengan waktu dan ukurannya, juga dengan sifat-sifatnya. Semua itu mudah bagi Allah subhanahu wa ta'ala.”
 
Intinya Syaikh As-Sa'di ingin menjelaskan bahwa firman Allah dalam surat Al-Qamar:
 
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ
 
Itu menjelaskan tentang rukum iman yang keenam yaitu takdir, yang takir itu urutan atau rinciannya adalah ilmu Allah, penulisan Allah, kehendak Allah, dan penciptaan Allah terhadap makhluknya.
 
Saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

0 komentar:

Posting Komentar