Senin, 12 September 2022

Tingkatan Agama yang Ketiga - Ihsan

 Tingkatan Agama yang Ketiga - Ihsan


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
 
Saudara sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul, kali ini saya akan menyampaikan bahasan tentang tingkatana agama yang ketiga yaitu Al-Ihsan.
 
Sebelumnya sudah saya sampaikan tingkatan sebelumnya agama yang pertama yaitu Al-Islam, kemudian tingkatan agama yang kedua yaitu Al-Iman dan kali ini tingkatan agama yang ketiga yaitu Al-Ihsan.
 
Penulis rahimahullah berkata:
 
الْمَرْتَبَةُ الثَّالِثَةُ: الإِحْسَانُ
 وله رُكْنٌ وَاحِدٌ. كما فى الحديث: ( أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِن لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ ). وَالدَّلِيلُ قَوْلُهُ تَعَالَى: ( إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ )[النحل: 128]. وقَوْلُهُ تَعَالَى: ( وَتَوَكَّلْ عَلَى الْعَزِيزِ الرَّحِيمِ * الَّذِي يَرَاكَ حِينَ تَقُومُ * وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ * إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ )[الشعراء: 217 ـ 220]. وقَوْلُهُ تَعَالَى: ( وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِن قُرْآنٍ وَلاَ تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلاَّ كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُوداً إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ) [يونس: 61].
 
“Tingkatan yang ketiga adalah Ihsan, rukunnya hanya satu sebagaimana disebutkan dalam hadits: 'Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sungguh Allah melihatmu',"
 
"Dalilnya adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala: 'Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan (melakukan ihsan)', [An-Nahl: 128]."
 
"Demikian pula firman Allah subhanahu wa ta'ala: 'Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesungguhnya Dia adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui', [Asy-Syu’ara: 217-220]."
 
"Demikian pula firman Allah subhanahu wa ta'ala: 'Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya', [Yunus: 61]."
 
Saudara sekalian yang semoga dirahmati oleh Allah rabbul 'alamin, tingkatan agama yang ketiga adalah Ihsan, Ibnu Daqiq al-Ied rahimahullah berkata:
 
حاصله راجع إلى إتقان العبادات ومراعاة حقوق الله ومراقبته واستحضار عظمته حال العبادات
 
“Walhasil Ihsan itu kembali kepada melakukan ibadah dengan sangat baik, menjaga hak-hak Allah, senantiasa merasa diawasi dan menghadirkan keagungan Allah dalam setiap ibadah." (Syarah Arbain, hal. 43]
 
Jadi, Ihsan kepada Allah adalah dengan melakukan ibadah secara sempurna, tentunya dengan memenuhi dua syaratnya, yakni ibadah secara ikhlas dan mengikuti tuntunan baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
 
Ayat-ayat yang dibawakan oleh penulis yang pertama adalah surat An-Nahl ayat 128, menjelaskan tentang orang-orang yang Ihsan yang senantiasa berlaku baik:
 
إِنَّ اللّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ
 
"Bahwasannya Allah senantiasa bersama orang-orang yang bertakwa dan berbuat ihsan (baik)." (QS. An-Nahl [16]: 128)
 
Kemudian ayat yang kedua adalah surat Asy-Syu’ara, menunjukkan bahwasannya Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa melihat kita, bahkan mengetahui gerak gerik kita, dan sesungguhnya Allah maha mendengar juga maha mengetahui.
 
Demikian pula dalam surat Yunus, bahwa Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa menyaksikan apa yang kita perbuat.
 
Oleh karena itu, rukun daripada ihsan itu adalah satu: Kita beribadah pada Allah seolah-olah kita melihat Allah, jika kita tidak merasakannya sungguh Allah subhanahu wa ta'ala melihat kita. Dengan seperti itu tentunya seseorang akan melakukan ibadah dengan semaksimal mungkin, sebaik mungkin.
 
Ketika seseorang selalu merasa diawasi oleh Allah subhanahu wa ta'ala (muraqabah) tentunya dia akan melakukan ibadah itu secara sempurna, dengan keikhlasan dan melakukannya sesuai tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
 
Hal itu dikarenakan tidak akan ada keikhlasan dan kesempurnaan dalam ibadah tanpa adanya muraqabah (merasa diawasi) yang merupakan rukun daripada Ihsan itu sendiri.
 
Sudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, demikianlah tingkatan agama yang ketiga yaitu Al-Ihsan, semoga apa yang saya sampaikan bisa dipahami dan bermanfaat.
 
Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

0 komentar:

Posting Komentar