Senin, 12 September 2022

Iman Kepada Takdir #3

 Iman Kepada Takdir #3


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ. أمَّا بعد
 
Saudara sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dirahmati Allah rabbul 'alamin, kita lanjutkan kajian Tsalatsatul Ushul, masih membahas iman kepada takdir.
 
Saudara sekalian, mungkin muncul sebuah pertanyaan, "Jika semuanya telah ditentukan, maka untuk apa kita beramal?".
 
Jawabannya adalah sebuah hadits yang bersumber dari Shahabat mulia Ali bin Abi Thalib radhiallahu ta'ala anhu, beliau berkata:
 
“Kita sedang mengurusi jenazah di pemakaman Baqi1, ketika itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam datang, lalu beliau duduk dan kami pun duduk di sekelilingnya, beliau membawa semacam tongkat kecil, beliau menundukkan kepala sambil membuat garis-garis dengan tongkatnya, kemudian beliau bersabda:
 
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ مَا مِنْ نَفْسٍ مَنْفُوسَةٍ إِلَّا كُتِبَ مَكَانُهَا مِنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ وَإِلَّا قَدْ كُتِبَ (كُتِبَتْ) شَقِيَّةً أَوْ سَعِيدَةً
 
“Tidak seorang pun diantara kalian, yakni tidak seorang jiwa pun kecuali telah ditentukan tempatnya di surga atau neraka, telah ditentukan apakah dia celaka atau bahagia.”
 
Lalu seseorang bertanya:
 
“Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar kepada ketentuan kita dan meninggalkan amal?” 2
 
Lalu Rasul menjawab:
 
“Barang siapa termasuk orang-orang yang bahagia, maka ia akan bersegera melakukan amal-amal orang yang bahagia, dan barang siapa termasuk orang-orang yang sengsara, maka dia segera melakukan amal-amal orang yang sengsara,"
 
Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melanjutkan sabdanya:
 
اعملوا فكل ميسر أما أهل السعادة فييسرون لعمل أهل السعادة وأما أهل الشقاوة فييسرون لعمل أهل الشقاوة
 

“Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan (untuk apa dia diciptakan), orang-orang yang berbahagia akan dimudahkan untuk melakukan amal-amalan orang yang berbahagia, dan orang-orang yang sengsara akan dimudahkan dengan amalan-amalan orang yang sengsara.” (Shahih, HR. Bukhari dan Muslim)

Jadi jawabannya adalah hadits ini, yang penting bagi kita adalah beramal, karena kita tidak tahu apa nasib yang akan kita dapatkan nanti.

Yang jelas setiap orang yang diciptakan oleh Allah sebagai orang-orang yang berbahagia nanti, maka Allah akan mudahkan untuknya jalan-jalan kebahagiaan, jalan-jalan kebaikan.

Sebaliknya, orang yang akan mendapatkan kesengsaraan nanti, Allah akan mudahkan untuknya jalan-jalan kesengsaraan.

Saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah, demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

[1] Pemakaman di dekat Masjid Nabawi Madinah
[2] Maksudnya jika semua telah ditentukan, yasudah bersandar saja pada ketentuan tersebut tidak usah kita sibuk-sibuk untuk melakukan amal

0 komentar:

Posting Komentar