Senin, 27 Januari 2020

Sebab-sebab Tazkiyatun Nufus (bag. 1)

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أمَّا بعد

Ikhwah sekalian di grup whatsApp Belajar Islam yang semoga dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, kita lanjutkan kajian kitab Tazkiyatun Nufus, kali ini saya akan menyampaikan materi tentang sebab tazkiyatun nufus, yang di antaranya adalah tawakkal dan memahami agama.

Penulis hafidzhahullahu ta'ala berkata:
Tazkiyatun Nufus atau sucinya jiwa, itu terwujud dengan beberapa sebab, jika seorang hamba melakukannya niscaya Allah subhanahu wa ta'ala akan memberikan untuknya hidayah dan taufik sehingga jiwanya menjadi suci. Di antara sebab-sebab tersebut adalah yang pertama, tawakkal dan berdo'a.

Tawakkal artinya bersandar kepada Allah dan berdo'a, awal dari tahapan seseorang dalam mensucikan jiwanya adalah dengan tunduk kepada Allah 'azza wa jalla, berserah diri kepada Allah 'azza wa jalla, diapun memohon kepada-Nya sehingga Allah mengilhami dan memberikan untuknya petunjuk juga membantu agar dia senantiasa ta'at kepada Allah subhanahu wa ta'ala, dan dalam hal ini Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Barangsiapa yang dia bertawakkal kepada Allah, Allah akan memberikan untuknya kecukupan." (QS. Ath-Thalaq [65] : 3)

Kita butuh sucinya jiwa lalu kita bersandar, bertawakkal kepada Allah, maka Allah akan memberikan untuk kita kecukupan.

Sebab yang kedua, yang di sebutkan oleh penulis adalah memahami agama
Yakni, seorang hamba berusaha untuk memahami syari'at dan agama Allah, karena sungguh sucinya jiwa tidak akan terwujud kecuali dengan menta'ati Allah subhanahu wa ta'ala dan tidak mungkin kita ta'at kecuali dengan agama dan syari'at, demikian pula tidak mungkin kita mengamalkan agama kecuali kita memahami agama tersebut, memahami syari'at tersebut.

Oleh karena itu para ulama lebih mulia dari pada yang lain, dikarenakan ilmu yang Allah subhanahu wa ta'ala berikan kepada mereka. Tidaklah ibadah seorang 'alim (seorang yang berilmu) itu sama dengan ibadah yang lainnya. Ketika orang 'alim diberikan pertolongan oleh Allah untuk mengamalkan ilmu.

Baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang shahih diriwayatkan oleh al Imam al-Bukhari dan Muslim, beliau bersabda,

 مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

"Barangsiapa dikehendaki baik nasibnya oleh Allah, niscaya Allah akan memberikan untuknya pemahaman dalam masalah agama."

Ikhwah sekalian, Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan paham dalam agama sebagai sebab untuk segala kebaikan, ilmu maupun amal, karenanya belajar ilmu agama merupakan sebab paling utama sucinya jiwa.

Hal itu karena ibadah menjadi baik dengan dua perkara penting yakni ikhlas dalam niat dan dengan mengikuti petunjuk baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam pengamalan, dan oleh karena itu pula di antara sebab paling penting keutamaan amal adalah ikhlas dan mutaba'ah, artinya semakin amal itu ikhlas, semakin amal itu sesuai dengan tuntunan nabi, maka dia akan semakin lebih utama dibanding dengan amal yang lainnya.

Jika seorang muslim mengetahui agamanya maka dia tahu bagaimana sholatnya itu bisa menjadi baik, diapun tahu bagaimana puasanya bisa menjadi lebih baik, demikian pula dengan shadaqah, dzikir dan amar ma'ruf nahi munkar, semua itu harus dibangun di atas ilmu.

Selanjutnya ikhwah sekalian, jika orang yang beramal sadar akan sebab sebab keutamaan amal, maka dia akan mendapati bahwa amal itu sendiri berbeda-beda keutamaannya dengan banyak sebab. Sholat yang menyempurnakan sunnah-sunnahnya tentu setelah menjaga rukun, kewajiban dan syarat-syaratnya, itu tidak akan seperti sholat yang tidak sempurna.

Jika demikian sholat seorang hamba pada setiap waktu dan keadaan maka tidak diragukan ia termasuk orang yang paling baik sholatnya untuk Allah yang dengan sebabnya ia mendapatkan ketinggian derajat dan kesucian jiwa di sisi Allah. Sebagaimana ibadahpun menjadi lebih utama dari yang lain dengan sebab-sebab lainnya.

Misalnya lebih utama karena dikerjakan secara terus-menerus, bisa lebih utama karena dilakukan sesederhana mungkin (maksudnya tidak berlebihan), bisa lebih utama karena memberikan manfaat kepada manusia, bisa lebih utama karena dilakukan di waktu atau tempat yang utama dan sebab sebab lainnya.

Karena itulah ketika baginda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ketika ditanya tentang amal yang paling utama, maka beliau menjawabnya dengan jawaban yang beragam, dan para ulamapun menjelaskan makna-maknanya. Dan dalam hal ini penulis hafidzhahullahu ta'ala menulis kitab khusus yang berjudul tajridul ittiba' fii asbab at-tafadhul fil a'mal yakni buku yang membahas tentang sebab sebab keutamaan amal.

Kenapa satu amal  lebih utama dengan yang lainnya, itu bisa lebih utama karena waktu, karena tempat dan seterusnya dan yang paling penting adalah tadi, lebih utama, karena dilakukan lebih ikhlas dan lebih mutaba'ah, lebih mutaba'ah itu artinya lebih sesuai dengan tuntunan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, yang ini tentunya membutuhkan ilmu.

Karena itulah penulis di sini menyebutkan bahwa sebab tazkiyatun nufus (sucinya jiwa) yang kedua adalah memahami agama. Dengan memahami agama kita bisa melaksanakan ibadah semaksimal mungkin, seutama mungkin yang dengan sebabnya jiwa kita akan lebih suci.

Ikhwah sekalian, inilah materi yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ini bisa dipahami dengan baik dan tentunya bermanfaat.

Akhukum fillah,
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

0 komentar:

Posting Komentar