Kamis, 02 Juni 2022

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah #1




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ أمَّا بعد
 
Saudara sekalian di grup whatsapp Belajar Islam yang semoga dirahmati oleh Allah rabbul 'alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul, kali ini saya akan membahas tentang rukun iman yang ketiga yaitu iman kepada kitab-kitab Allah.
 
Ada empat faidah yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini, terkait dengan rukun iman yang ketiga:
 
1. Maksud dari beriman kepada kitab-kitab Allah adalah:
 
Kita meyakini dengan kuat, dengan seyakin-yakinnya, bahwa Allah memiliki beberapa kitab yang diturunkan oleh-Nya kepada para Rasul dan Nabi, kita meyakini bahwa kitab tersebut adalah firman Allah yang hakiki (sesungguhnya), ia adalah cahaya dan petunjuk, kita pun wajib meyakini bahwa, apa yang terkandung di dalamnya adalah kebenaran, dan umat -yang kitab tersebut diturunkan kepada mereka- wajib tunduk juga berhukum dengannya.
 
Seperti umat Nabi Muhammad diturunkan kepada mereka Al Qur'an, maka dia wajib tunduk dan berhukum dengan Al Qur'an. Diantara dalil yang menunjukkan wajibnya beriman kepada kitab-kitab Allah adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala:
 
وَقُلۡ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٖۖ
 
“Dan katakanlah: 'Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah'." (QS. As-Syura [42]: 15)
 
2. Bilangan kitab Allah dan nama-namanya:
 
Kita wajib mengimani seluruh kitab yang Allah turunkan, baik yang kita ketahui maupun yang tidak kita ketahui. Sebenarnya tidak ada yang mengetahui jumlah kitab-kitab tersebut kecuali Allah, dan diantara kitab yang kita ketahui nama-namanya adalah sebagai berikut:
 
Pertama, al-Qur’an yang diturunkan kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
 
Kedua, Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa 'alaihissalam.
 
Ketiga, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud 'alaihissalam.
 
Keempat, Injil yang diturunkan kepada Nabi 'Isa 'alaihissalam.
 
Kelima, Suhuf Ibrahim dan Musa 'alaihimassalam.
 
3. Kitab-kitab terdahulu sebelum Al-Qur'an itu sudah dirubah:
 
Sekarang ini tidak didapati naskah asli dari Kitab-kitab terdahulu yang diturunkan sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang ada hanyalah naskah yang telah dirubah, hal itu sebagaimana yang difirmankan oleh Allah subhanahu wa ta’ala:
 
۞أَفَتَطۡمَعُونَ أَن يُؤۡمِنُواْ لَكُمۡ وَقَدۡ كَانَ فَرِيق مِّنۡهُمۡ يَسۡمَعُونَ كَلَٰمَ ٱللَّهِ ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُۥ مِنۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوهُ وَهُمۡ يَعۡلَمُونَ ٧٥
 
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?.” (QS. Al-Baqarah [2]: 75).
 
Dalam ayat ini Allah berfirman:
 
ثُمَّ يُحَرِّفُونَهُۥ مِنۢ بَعۡدِ مَا عَقَلُوهُ
 
"kemudian mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya,"
 
4. Sikap seorang muslim terhadap kitab-kitab yang telah dirubah:
 
Seorang muslim meyakini bahwa, kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an, asalnya bersumber dari Allah akan tetapi dirubah setelahnya. Oleh karena itu, seorang muslim terlarang membacanya dengan niat mengambil manfaat darinya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah marah kepada Umar bin Khattab radhiallahu ta'ala anhu ketika beliau melihat lembaran Taurat di tangannya Umar.

Rasulullah berkata:
 
لَوْ كَانَ مُوسَى حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي

“Seandainya Musa masih hidup niscaya dia akan mengikuti aku.”1
 
Saudara sekalian yang dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, demikianlah empat faidah terkait dengan iman kepada kitab-kitab Allah, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

[1] Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan dilemahkan oleh Syuaib al-Arnaut karena lemahnya Mujalid, dan dia adalah Ibnu Said, sementara Syaikh al-Albani berkata: “Hadits hasan, dan memiliki beberapa jalan sebagaimana kami tunjuki dalam al-Miskat (Dhilalul Jannah, hal: 21)

0 komentar:

Posting Komentar