Kamis, 02 Juni 2022

Masih Saja Tetap Muda

Masih Saja Tetap Muda


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ أمَّا بعد
 
Saudara sekalian yang semoga dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, kita lanjutkan kajian kitab Ar-Riqaq dari kitab shahih Al-Bukhari. Kali ini saya akan menyampaikan hadits yang kedua dan ketiga dari bab مَنْ بَلَغَ سِتِّينَ سَنَةً (tentang orang yang mencapai usia enam puluh tahun).
 
Imam Al-Bukhari rahimahullah ta'ala membawakan hadits berikut ini yang bersumber dari Abu Hurairah radiallahu 'anhu, beliau berkata:
 
  سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:  لاَ يَزَالُ قَلْبُ الكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ؛ فِي حُبِّ الدُّنْيَا وَطُولِ الأَمَلِ
 
ِ"Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Senantiasa hati orang tua itu muda dalam dua perkara; cinta dunia dan panjang angan-angan'.”
 
Hubungan hadits dengan judul bab yaitu tentang orang yang sudah tua yang mencapai usia enampuluh tahun, adalah menjelaskan keadaan orang yang sudah tua, dan peringatan bagi kita agar berhati-hati, karena ternyata sifat manusia semakin tua semakin bertambah pula kecintaannya terhadap dunia dan usia, dia ingin harta dan umurnya bertambah.
 
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits di atas bersabda bersabda:
 
لاَ يَزَالُ قَلْبُ الكَبِيرِ شَابًّا فِي اثْنَتَيْنِ
 
“Senantiasa hati orang tua itu muda dalam dua perkara,”
 
Padahal manusia semakin tambah usianya semakin lemah fisiknya, kakinya, tangannya, matanya dan seluruh badannya. Mestinya kecintaannya terhadap dunia pun semakin melemah, karena dia tahu bahwa kematian telah mendekatinya.
 
Akan tetapi kenyataannya ternyata berbeda, demikianlah yang disampaikan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berdasarkan wahyu yang Allah berikan kepadanya.
 
Oleh karena itu di masa senja, hendaklah manusia meninggalkan segala ketamakannya akan dunia, agar dia sadar dan menyiapkan diri guna kehidupan akhirat.
 
Jadi saudara-saudara yang dimuliakan oleh Allah, hadits di atas sebagai peringatan bagi kita, agar kita bisa mengerem keadaan tersebut, hadits ini bukan dalil juga bukan alasan agar kita semakin tamak terhadap dunia seiring bertambahnya usia, sama sekali bukan alasan.
 
Kemudian kalimat طُول الأَمَلِ (panjang angan-angan) yang dimaksud dalam hadits di atas adalah cinta akan umur, atau ingin dipanjangkan usianya, hal itu sebagaimana dijelaskan dalam hadits Anas radhiallahu anhu berikutnya. di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
 
يَكْبَرُ ابْنُ آدَمَ وَيَكْبَرُ مَعَهُ اثْنَانِ: حُبُّ المَالِ، وَطُولُ العُمُرِ
 
“Anak Adam semakin bertambah usia (tua), dan ikut semakin besar bersamanya dua perkara; cinta harta dan cinta akan panjang usia nya.”
 
Jadi, hadits yang kedua ini yang berasal dari Shahabat Anas bin Malik, menjelaskan hadits sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan طُول الأَمَلِ (panjang angan-angan) adalah ingin agar umurnya ditambah.
 
Demikian pula dalam hadits yang kedua ini Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda حُبُّ المَالِ (cinta harta), sementara dalam hadits yang pertama حُبِّ الدُّنْيَا (cinta dunia). Harta termasuk dunia, dan fitnah umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah harta.
 
Beberapa kesimpulan atau faidah dari hadits di atas:
 
1. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan berdasarkan wahyu, bahwa semakin bertambah usia manusia, maka semakin bertambah pula keinginannya akan dunia.
 
2. Kita mesti mengerem keinginan tersebut dengan betul-betul menjadi generasi akhirat, yang lebih mencintai akhirat daripada dunia.
 
3. Fitnah umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah harta.
 
4. Hadits di atas adalah peringatan kepada kita atas sifat dasar manusia, yang mesti kita arahkan ke jalan keselamatan.
 
Para pendengar yang dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin demikianlah materi yang bisa saya sampakan, semoga bermanfaat.
 
Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

0 komentar:

Posting Komentar