Kamis, 02 Juni 2022

Iman Kepada Para Rasul




السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه وَمَنْ وَالاَهُ أمَّا بعد
 
Para pendengar yang dimuliakan oleh Allah rabbul 'alamin, kita lanjutkan kajian kitab Tsalatsatul Ushul, kali ini saya akan membahas tentang rukun iman yang keempat, yaitu iman kepada para Rasul.
 
Ada beberapa faidah yang ingin saya sampaikan:
 
1. Makna Iman kepada Para Rasul
 
Iman kepada para Rasul artinya meyakini dengan sepenuhnya bahwa, Allah mengutus Rasul untuk setiap umat, dia mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, demikian pula mengajak manusia untuk mengingkari pada segala sesuatu yang diibadahi selain Allah.
 
Kita pun meyakini bahwa, seluruh para Rasul jujur, bertaqwa lagi amanah. Mereka menyampaikan agama ini dengan jelas dan menegakan hujjah Allah untuk seluruh alam.1
 
Kita pun meyakini bahwa, mereka adalah mahluk Allah, yang tidak memiliki kekhususan rububiyah2 maupun uluhiyah.3
 
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:
 
ءَامَنَ ٱلرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مِن رَّبِّهِۦ وَٱلۡمُؤۡمِنُونَۚ كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّن رُّسُلِهِۦۚ وَقَالُواْ سَمِعۡنَا وَأَطَعۡنَاۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٢٨٥
 
“Rasul (Nabi Muhammad) telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rasul-Rasul-Nya. (Mereka mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari Rasul-Rasul-Nya',4 dan mereka mengatakan: 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdoa): 'Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali'." (QS. Al-Baqarah [2]: 285)
 
Yang menjadi dalil dari ayat ini adalah:
 
كُلٌّ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ أَحَدٖ مِّن رُّسُلِهِۦۚ
 
"Semuanya beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat Allah, kitab-kitab Allah dan para Rasul Allah. (Bahkan orang beriman mengatakan): 'Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun dikalangan para Rasul (dengan yang lain)'."
 
 2. Kerasulan Adalah Pilihan
 
Kerasulan itu adalah pilihan yang Allah berikan kepada hamba yang Allah kehendaki, tidak mungkin diraih dengan usaha maupun dengan pengalaman. Tidak bisa seseorang berusaha ingin menjadi Rasul.
 
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 
وَإِنَّهُمۡ عِندَنَا لَمِنَ ٱلۡمُصۡطَفَيۡنَ ٱلۡأَخۡيَارِ ٤٧
 
“Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik”. (QS. Shad [38]: 47)
 
Kita bisa berusaha menjadi orang shalih, tapi tidak bisa berusaha untuk menjadi seorang Nabi atau Rasul.
 
3. Bilangan dan nama-nama para Rasul
 
Jumlah para Rasul dan Nabi adalah banyak, sebagian diantara mereka Allah kisahkan dan yang lainnya tidak Allah kisahkan, tidak ada yang mengetahui seluruh para Rasul dan Nabi kecuali Allah rabbul 'alamin. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
 
وَلَقَدۡ أَرۡسَلۡنَا رُسُلٗا مِّن قَبۡلِكَ مِنۡهُم مَّن قَصَصۡنَا عَلَيۡكَ وَمِنۡهُم مَّن لَّمۡ نَقۡصُصۡ عَلَيۡكَۗ
 
“Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Gafir [40]: 78)
 
Kita wajib mengimani para Rasul secara umum bagi mereka yang tidak kita ketahui nama dan kisah mereka, adapun bagi para Nabi yang kita ketahui nama dan kisah mereka, maka kita wajib mengimaninya secara rinci.5
 
4. Kewajiban kita terhadap para Rasul
 
Pertama, kita wajib membenarkan mereka, wajib meyakini bahwa risalah mereka dari Allah. Barang siapa yang kufur kepada salah seorang diantara mereka, atau mendustakannya, atau merendahkannya maka dia telah kafir keluar dari Islam.
 
Kita wajib mengimani adanya Nabi Musa, Nabi 'Isa, Nabi Ismail dan seterusnya. Dan kita wajib memuliakan mereka.
 
Kedua, kita wajib meyakini bahwa mereka telah menyampaikan amanah dan risalah secara sempurna, dengannya hujjah menjadi tegak. Artinya dengannya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada setiap hamba yang telah diutus kepada mereka para Rasul.
 
Ketiga, mereka adalah manusia paling sempurna dalam ilmu dan pengamalan, dibersihkan dari dusta dan khianat, juga dari lalai dan menyembunyikan ilmu.
 
Keempat, mereka adalah para lelaki (tidak ada Nabi perempuan) yang tidak diberikan kekhususan melebihi batasannya sebagai manusia, mereka bisa capek, mereka lapar, mereka sakit dan meninggal.
 
Mereka sama sekali tidak memiliki hak untuk diibadahi, tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan, tidak memiliki kemampuan untuk memberikan rizki, mereka tidak mampu mengetahui perkara gaib kecuali yang disampaikan oleh Allah tentunya, dan perkara lain yang itu khusus bagi Allah.
 
Tidak boleh mensifati para Rasul dengan sifat yang khusus bagi Allah.
 
Kelima, kita wajib menyakini bahwa Allah memperkuat mereka dengan mujizat dan tanda-tanda lain yang menunjukan kebenaran apa yang mereka bawa.

Keenam, kita wajib meyakini bahwa para Rasul, mereka mengajak manusia untuk mentauhidkan Allah, menjelaskan syariat kepada manusia, dan setiap umat wajib mengamalkan syariat para Rasul yang diutus kepada mereka.

Umat Nabi Muhammad tidak boleh menjalankan syariatnya Nabi 'Isa, kita hanya wajib mengamalkan syariat baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Para pendengar yang dimulikan oleh Allah rabbul 'alamin demikianlah materi yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat.

Akhukum fillah
Abu Sumayyah Beni Sarbeni

[1] Maksud hujjah Allah adalah alasan yang dengannya Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada hamba-hambanya.

[2] Maksudnya tidak memiliki kemampuan yang khusus bagi Allah dalam hal mengatur alam semesta ini

[3] Maksudnya tidak memiliki hak untuk diibadahi

[4] Artinya kaum muslimin beriman kepada seluruh Rasul bahwa, mereka adalah utusan Allah subhanahu wa ta'ala, akan tetapi – tentunya – kita hanya menjalankan syariat baginda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam

[5] Mengimani ada kisah Nabi Musa dan Firaun, dan seterusnya

0 komentar:

Posting Komentar